Senin, 17 Oktober 2011

MENGENAL DAN MENANGANI ASMA

Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas.
Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita penyakit asma.

Penyakit asma paling banyak terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Alergi dapat menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya,

Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain.

Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, "penyakit asma bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan."

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %.

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup sehari-hari.

Mengingat banyaknya faktor risiko yang berperan, maka prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala. Kontrol yang baik ini diharapkan dapat mencegah terjadinya eksaserbasi (kumatnya gejala penyakit asma), menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Penyebab asma seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya secara tepat tidak diketahui. Para peneliti masih mengembangkan riset, ada kemungkinan beberapa faktor genetik dan lingkungan berinteraksi untuk menyebabkan asma, paling sering pada awal kehidupan. Faktor-faktor penyebab asma termasuk:
  • Memiliki kecenderungan alergi
  • Orang tua menderita asma
  • Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak
  • Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Jika terdapat asma dalam keluarga, paparan iritan (misalnya, asap tembakau/rokok) dapat membuat saluran udara lebih reaktif terhadap zat di udara. Beberapa faktor penyebab asma mungkin lebih rentan pada beberapa orang yang memiliki riwayat sebelumnya. Para peneliti terus menggali apa penyebab penyakit asma.

GENETIKA PENYEBAB ASMA

Beberapa orang dilahirkan dengan kecenderungan untuk menderita asma, sementara yang lain tidak. Para ilmuwan mencoba untuk menemukan gen yang menyebabkan kecenderungan ini. Lingkungan tempat tinggal dan cara hidup sebagian menentukan apakah seseorang mengalami serangan asma. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab asma sangat ditentukan oleh faktor lingkungan!

PEMICU DAN PENYEBAB ASMA

Serangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen). Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi. Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh, dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang, mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut, respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma.
Karena asma adalah jenis reaksi alergi, kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif. Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda. Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain. Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau, menghirup udara yang tercemar, menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih, paparan iritasi saluran udara di tempat kerja, menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur, debu, atau bulu binatang, infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu, pilek, sinusitis, atau bronchitis), paparan dingin, cuaca kering, emosional atau stres, beban fisik atau olahraga, refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal, sulfida, aditif untuk beberapa makanan, dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi).

HIDUP BERSAMA PENYAKIT ASMA

Hidup bersama asma berarti harus bisa mengontrol penyakit asma. Istilah kontrol suatu penyakit biasanya digunakan pada penyakit kronis yang belum memungkin penyembuhannya dengan pengobatan yang ada saat ini. Asma yang tidak terkontrol menyebabkan gejala sesak napas, batuk mengi dan bila terjadi pada malam hari dapat menyebabkan gangguan tidur. Bila gejala bertambah berat tidak jarang penderita dibawa ke dokter atau IGD (Instalasi Gawat Darurat).
Meski jarang dilaporkan, asma dapat menyebabkan kematian. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan paling tidak setiap tahun 255.000 pasien meninggal karena ama dan 80% justru terjadi di Negara berkembang.
Suatu penelitian di masyarakat Eropa Barat, menunjukkan ternyata hanya 5% pasien asma yang terkontrol cukup baik. atau diseluruh dunia dari 3.400 pasien diberbagai negara dapat mencapai kontrol asma yang baik sebesar 71% asalkan dilakukan pengawasan dengan teratur dan memakai obat kombinasi steroid hirup dan bronkodiator aksi panjang.
Manfaat yang akan diperoleh bila penyakit asma kita terkontrol adalah gejala asma berkurang atau tidak ada, kualitas hidup penderita menjadi lebih baik, peraatan kerumah sakit akan berkurang.

BERSAHABAT DENGAN PENYAKIT ASMA

Pasien Asma juga dianjurkan untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter. Karena bisa saja kondisi penyakit bertambah ringan atau sebaliknya sehingga baik obat maupun cara hidup perlu disesuaikan. Saat ini telah tersedia obat-obat asma long action sifatnya, baik dalam bentuk yang diminum ataupun disemprot/ dihisap. Obat ini bisa bekerja selama 12-24 jam sehingga cukup dipakai 1-2 kali sehari saja.
Tak ada pilihan untuk hidup bersama asma memang perlu mengenali dan bersahabat dengannya. Bagi yang sering kumat malam hari hingga dini hari misalnya, harus menggunakan obat asma yang daya kerjanya lama sehingga kualitas tidur tidak perlu terganggu.
Jenis makanan dan minuman juga perlu diamati, hindari makanan yang mengandung bumbu penyedap/ penyedap rasa seperti monosodium glutamat, pewarna makanan seperti tetrazine, mie instan, pengawet makanan seperti metabisulfit.
Selain dengan menjaga makanan diatas, pasien juga disarankan menjaga kebugaran tubuhnya dengan melakukan senam seperti senam jantung, senam asma dan aerobic. Gerakan senam asma terdiri atas beberapa bagian. Diawal ada peregangan, kemudian masuk ke gerakan asma inti A dan gerakan asma inti B serta selanjutnya gerakan aerobic untuk mereka yang masih kuat. Sebelum dilanjutkan dengan aerobic, masing-masing anggota harus memeriksa denyut nadinya. Karena aerobic mengeluarkan banyak tenaga, hanya pasien yang masih kuat dan normal detak nadinya boleh mengikutinya.
Hidup bersahabat dengan asma akan mengurangi terjadinya serangan asma dan meningkatkan kualitas hidup penderita asma. Pada akhirnya, asma bukan menjadi masalah.

PENGALAMAN PRIBADI

Secara historis, dalam keluarga kami tidak ada yang menderita Asma, awal dari sesak napas adalah lanjutan dari pilek alergi, menjadi batuk dan sesak napas. Berawal dari Bapak saya yang alergi bermacam makanan dan debu serta hawa dingin, sering pilek dan batuk sampai menderita Bronchitis. Adapun dari kelima anaknya, hanya saya yang reaktif terhadap alergi dan sering batuk serta membawa bakat bronchitis.
Sampai saya berpendapat bahwa Asma bukan keturunan karena asma saya muncul saat hamil mengandung anak kedua, dimana sebelumnya tidak pernah sesak napas maupun asma.
Saat alergi memicu serangan asma, kita tidak menyadari pemicu yang mana yang menyebabkan serangan asma datang. Biasanya penyandang alergi tidak hanya memiliki satu alergi tetapi bisa sekaligus banyak. Pada pengalaman pribadi saya, alergi yang saya punya adalah alergi terhadap makanan laut (Udang dan Ikan Laut) yang biasanya kurang bersih dan masih baru (segar), tidak pada ikan laut yang sudah beku.Reaksi alergi makanan ini adalah gatal disekitar bibir, bintik merah dibawah permukaan kulit mula-mula di lengan dan paha yang akhirnya kesekujur tubuh. pada kasus beratnya sampai demam.
Alergi debu yang dapat langsung bereaksi, biasanya langsung bersin dan bahkan sesak napas ringan. Alergi dingin, biasanya pada jam tiga dini hari sampai jam lima dengan reaksi pilek dan bersin tak henti-henti.
Pemicu sesak napas diluar reaksi alergi tersebut adalah rasa jengkel yang berlebihan, kemarahan yang ditahan dan kekecewaan atau tangis yang tertahan.
Pada saat batuk berdahak yang berjangka waktu panjang, biasanya juga memicu serangan sesak napas karena rongga dada terpenuhi dengan riak batuk yang sulit keluar dan terlalu banyak.

TINDAKAN SAAT TERJADI SERANGAN ASMA

Karena dalam keluarga sering batuk, saya sampai memiliki alat nebulizer (penguapan), dengan persediaan obatnya Flexotide dan Ventolin, saya siapkan untuk pengaobatan batuk anak-anak yang sulit mengeluarkan atau membuang dahaknya. Untuk saya sendiri saya selalu siap dengan inhalasi mobile Birodual spray dan obat hisap Seretide Diskus. serta tabung mini Oxican hanya sebagai persiapan darurat.
Pada serangan asma terakhir (sebulan yang lalu) semua persediaan obat tersebut tidak mampu mengurangi sesak berat. Dua kali penguapan Ventolin dan semprot Birodual telah dilakukan dirumah serta hisapan oxigen tetap tidak mengurangi sesak napas. Semakin sesak, terasa semakin histeris dan panik. Maka tindakan yang dilakukan saat itu adalah masuk IGD (Instalasi Gawat Darurat) untuk segera mendapatkan penanganan yang lebih baik. Pemasangan Oxigen adalah tindakan pertama, Tensi saat itu 180/100 kemudian dilakukan nebules dengan jarak waktu 15 menit setelah ampul pertama habis disusul ampul kedua. Karena serangan cukup berat, segera dilakukan injeksi anti alergi dan disusul nebules ampul ketiga.
Apabila reaksi positif dapat mengurangi sesak napas yang ada, oksigen dilanjutkan untuk 30 menit dan pasien bisa pulang. Tetapi karena saat itu serangan asma muncul ketika sedang batuk berat, maka reaksi sesak napasnya tidak cukup dengan nebulize ampul ketiga saja. maka segera dilakukan observasi beberapa waktu dan memasangkan infus. Tindakan berikutnya adalah perpaduan anti alergi, anti biotik dan obat sesak napas serta obat batuk. Semua dilakukan selama enam hari dengan dosis bertingkat, makin hari makin berkurang dosisnya.
Serangan Asma terakhir waktu itu adalah serangan asma kedua yang lebih berat daripada serangan pertama pada Februari 2011 yang telah lalu.
Dengan mempelajari rangkaian gejala dan tindakan yang dilakukan, sebagai penderita mungkin memandang tindakan yang telah dilakukan dengan kacamata awam (bukan terperinci secara medic).  Saya berpikir bahwa pentingnya memiliki tabung oksigen kecil (harga tabung lengkap dengan regulator dan slangnya kurang lebih senilai 1 juta rupiah). Karena tabung kecil (mini) yang biasanya seharga duabelas ribuan rupiah kurang memadai saat serangan datang.

Oleh karenanya perlu disiapkan alat-alat darurat bagi penanganan asma dirumah :
1. Tabung Oksigen
2. Mesin Nebulizer
3. Obat Nebulizer (Ventolin, Flexotide atau merk lain)
4. Anti Alergi (Insidal, CTM atau merk lain)
5. Obat sesak napas ringan lainnya.
6. Inhalasi (Inheler Spray) 

Adapun tindakannya adalah menenangkan penderita (saya pribadi didukung keluarga, semua ikut berlaku tenang dalam tindakan, tidak panik). Melakukan penguapan dengan pengaturan napas yang kontinyu dan tidak terburu-buru. Penguapan dilakukan bersamaan dengan slang oksigen untuk membantu mendapatkan oksigen dengan cepat.
Setelah penderita tenang dan mulai stabil, segera dipersiapkan ke dokter untuk penanganan dan tindakan yang lebih lanjut.

Tindakan selanjutnya adalah dukungan keluarga. untuk selalu menjaga kebersihan rumah, tidak menggunakan kasur kapuk, tidak membiarkan rumah menyimpan debu, menjauhi karpet berdebu, tidak memelihara atau bermain dengan kucing atau kelinci dan binatang berbulu lainnya.
Marilah berolahraga, bersepeda keluarga, berjalan-jalan dan sering bermain di udara sehat seperti pantai di pagi hari.

8 komentar:

  1. terimakasih artikelnya bermanfaat banget buat saya yang juga penderita asma mbak nusy, btw mesin nebuliser itu bisa dibeli dimana dan berapa harganya kira2 mbak?terimaksih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru menjawab..... mesin nebulizer bisa dibeli di toko alat kesehatan, di kimia farma atau apotik lain. Harganya berfariasi sesuai dengan model dan ukurannya. Kalau yang ada di rumah sakit, lebih besar dari yang saya punya... harganya sekitar 3 - 4 juta rupiah. milik saya dibeli tahun 2006 sekitar 2 jutaan.
      Praktis dan mudah dibawa-bawa.....siapkan obatnya (sekitar 250.000 an per pak)

      Hapus
    2. Apa kabar (mbak/mas..?) Setya.... Apa kabarnya... Sudah punya Nebulizernya kah..?
      Semoga sehat selalu....
      Kalau sudah kenali Ashma kita, maka kita bisa bersahabat dg asma dan berdialog dg asma kita secara positif thinking.....

      Hapus
  2. Very sorry for late post,
    I use Seretide Deskus and Birodual Spray for my Ashma...😂

    BalasHapus
  3. Nemu artikel ini makasi bermanfaat bgt. Krna ibu sy skrg sdg di rawat karna asma. Alhamdulillah sy jd tau krna sudah mmbaca artikelnya. Terimakasih

    BalasHapus
  4. Terimakasih ats informasi jya tntg asma.krna saat ini ibu sy sdg di rawat karna penyakit asma. Sgt bermanfaat sekali info ini. Sy jd tau cara penanganan nya.sy udh lihat merek2 nebulezer nya cm masih bingung. Bnyak variasi nya. Minta rekomndasi aja sm mas nya lebih bgus yg mna. Terimaksih

    BalasHapus
  5. selamat siang mbak Ami.
    terima kasih juga udah bersama, semoga ibunda lekas sehat....
    untuk inhaeler ashma biasanya tergantung dokternya.... yang penting penderita bisa meyakinkan dirinya bhw semua baik baik aja.
    yg saya pakai Birodual Fenoterol HBr dosis terukur.... obat ini bereaksi cepat tapi susah didapat. kalo di jakarta hrs ke Apotik Rini Rawamangun. kebetulan dokter sering merekomendasikan Ventolin Inhaeler spray yg berwarna ungu... sekaligus sbg kontrol sesak nafasnya.
    saya lebih suka Birodual lebih cepat melegakan...��
    demikian mbak Ami... Penderita Ashma seseg kalau kesal, kecewa, marah dan terlalu cakek.
    jaga ibu ya say...

    BalasHapus
  6. maaf.... ternyata salah pengertian...
    mungkin yg dimaksud merk mesin nebulesator nya ya.... pilih yg tidak berisik, tekanannya tinggi jadinya cepat selesai

    BalasHapus